Minggu, 11 November 2012

Analisis group band



Platinoem Band berformasikan 5 mahasiswa yang berprestasi di bidang akademisi yang mendapatkan beasiswa penuh dari salah satu Universitas Swasta terkemuka yang menyandang peringkat 5 secara nasional di Indonesia, sungguh hal yang sangat unik dan keberuntungan yang sangat luar biasa bagi para personil Platinoem yang tak hanya beasiswa yang diraih, ternyata juga mendapatkan dukungan penuh dari kampusnya dalam hal bermusik hingga mewujudkan mimpi kebanyakkan para musisi untuk melahirkan sebuah karya album, dengan judul yang sama dengan nama kelompok musiknya yaitu Platinoem.
Dunia musik di tanah air kian semarak. Banyak band baru muncul. Ada yang tenggelam, tapi banyak yang langsung berkibar. Mereka yang berkibar bahkan menyalip penyanyi dan group band yang sudah lebih dulu eksis di tanah air.  Satu lagi band baru yang bakal ikut memeriahkan jagat hiburan yaitu Platinoem Band. Ini band anak muda, yang dibentuk Yovie Widianto, musisi senior yang sudah 15 tahun menjadi produser musik.  Yovie membentuk band itu  lewat Yovie Widianto Music Factory. Band yang digawangi oleh Sam (vokal), Mocek (gitar), Angga (gitar), Candra (bass), dan Donny (drum) ini berjanji akan berupaya yang terbaik untuk mempromosikan album, yang juga diisi oleh beberapa musisi lain seperti Diat (Yovie and Nuno), Aria Baron (Baron’Soulmates) Ronald (GIGI), dan Dody Is (Kahitna). "Band ini adalah yang pertama kali saya produksi, dengan aransemen dan lirik lagu yang pop, Platinoem siap diterima di Tanah Air"
Mungkin analisa penyebabnya menurut saya karena genre musik pop yang diusung anak-anak platinoem band ini sudah terlalu umum jadi akan kalah bersaing dengan musik yang bergroup ya seperti boyband dan girlband yang bak jamur. Jadi sebaiknya band ini membuat suatu gebrakan yang bisa mengalahkan group-group tersebut. Dan juga group band ini akan kalah dengan group band pop yang sudah ada seperti Ungu, Noah, Setia. Jadi sebaiknya group band ini membuat sebuah ciri khas tersendiri beda yang lain.



Senin, 29 Oktober 2012


Tugas  Kewirausahaan

Kewirausahaan berasal dari bahasa inggris yaitu  “Entrepreneurship” atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan)
Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan,yang berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu yang menghasilkan penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Perilaku-perilaku wirausahawan Menurut Imam Santoso Sukardi ada 9 perilaku wirausaha yaitu :
1. perilaku instrumental
2. perilaku prestatif
3. perilaku keluwesan bergaul
4. perilaku kerja keras
5. perilaku keyakinan diri
6. perilaku pengambilan resiko
7. perilaku swa kendali
8. perilaku inovatif
9. perilaku  kemandirian
Kunci penting seorang wirausahawan :
·         Berkarya, kreatif dan inovatif serta  memiliki ketrampilan.
·         Berdaya tahan /ulet dan pencari peluang/tanggap terhadap peluang.
·         Memiliki komitmen untuk menciptakan nilai tambah.
·         Berani mengambil resiko.
·         Memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai visi tersebut.
·         Percaya diri dan Mampu berkomunikasi secara efektif

Karakteristrik kewirausahan menurut Mc. Celland yaitu:
a. Keinginan untuk berprestasi
b. Keinginan untuk bertanggung jawab
c. Preferensi kepada resiko – resiko menengah
d. Persepsi kepada kemungkinan hasil
e. Rangsangan oleh umpan balik
f. Aktifitas energik
g. Orientasi ke masa depan
h. Ketrampilan dalam pengorganisasian
i. Sikap tentang uang

Terdapat 3 kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut Mc Clelland berikut contoh:
1.      Kebutuhan untuk berprestasi (n Ach)
Kebutuhan untuk berprestasi (n Achadalah motivasi untuk berprestasi, karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan.
Contoh: Wirausahawan yang menginginkan pujian dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
2. Kebutuhan untuk berafiliasi (n Afill)
Kebutuhan untuk berafiliasi (n Afill) adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.
Contoh: Wirausahawan yang ingin mempunyai hubungan baik dengan rekan kerjanya.
Kebutuhan untuk berkuasa (n Pow) adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.
Contoh: Pegawai yang mau diatur oleh seorang wirausahawan, sehingga wirausahawan tersebut cukup berkuasa di bidang masing-masing.

Sumber-sumber gagasan dalam identifikasi peluang usaha baru.
a.       Orientasi Eksternal dan Internal
b.       Sumber Gagasan Bagi Produk dan Jasa Baru
c.        Proses Perencanaan dan Pengembangan Produk
d.       Produk – produk yang sesuai untuk perusahaan kecil
e.        Arti Penting Orientasi Pemasaran
f.        Matriks produk pasar
g.        Kegagalan dalam memilih peluang usaha baru

Unsur dasar analisa pulang pokok antara lain:
1.      Biaya tetap biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan volume kegiatan tertentu.Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusaha an jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen.
2.      Biaya variabel: biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan
3.      Biaya total: keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produksi dalam proses input output.

           Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.

Waralaba dapat dibagi menjadi dua:
§  Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek sudah diterima diberbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi.
§  Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukup piranti awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba.

Pemasaran langsung merupakan proses penyampaian pesan maupun produk kepada pelanggan, melalui berbagi media. Pemasaran langsung bisa juga diartika sebagai aktifitas total dengan mana penjual mempengaruhi transfer barang dan jasa pada pembeli, mengarahkan usahanya pada pemerhati dengan menggunakan satu media atau lebih untuk tujuan mengumpulkan tanggapan melalui telepon, pos atau kunjungan dari calon pelanggan.
Teknik alternatif pemasaran langsung:
a.       Periklanan terklasifikasi
b.      Periklanan display
c.       Kiriman pos langsung
d.      Katalog penjualan
e.       Pemasaran tanggapan langsung media

 Pembagian dalam bentuk-bentuk kepemilikan.
·         Pemilikan tunggal / perseorangan : (firma)
Dimiliki dan dijalankan oleh 1 orang
Pemilik tidak perlu membagi laba
·         Kongsi
Ada perjanjian tertulis
Dimiliki 2 orang atau lebih
Umur perusahaan terbatas
Pemilikan bersama atas harta
Ikut serta dalam manajemen dan pembagian laba
·         Perusahaan Perseroaan
Perusahaan dengan badan hukum
Kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham yang dimiliki
Pemilikan dapat berpindah tangan
Eksitensi relatif lebih stabil/permanen

Tiga alternatif pada saat berakhirnya usaha yaitu:
a. Likuidasi.
b. Reorganisasi.
c. Perpanjangan waktu pembayaran.

Selasa, 26 Juni 2012

ini tugasku


1.      Salah satu syarat untuk menjadi profesional adalah memiliki kompetensi dalam bidangnya. Sehubungan dengan hal tersebut, sebutkan kompetensi utama yang harus dimiliki oleh sarjana Teknik Industri !
Jawaban:  Secara umum lulusan program sarjana Teknik Industri, sesuai dengan Kurikulum Inti Teknik Industri se-Indonesia harus memiliki kompetensi utama sebagai berikut:
a.          Mampu mengidentifikasikan, memformulasikan, dan memecahkan masalah-masalah perancangan maupun perbaikan sistem integral yang terdiri dari manusia, material, informasi, peralatan dan energi secara kreatif dengan menggunakan alat-alat pokok analitikal, komputasional dan/atau eksperimental.
b.         Mampu mengimplementasikan hasil-hasil pemecahan masalah dan mempunyai wawasan luas sehingga dapat memahami dampaknya terhadap konteks sosial, lingkungan dan konteks lokal maupun global.
c.          Mampu beradaptasi terhadap teknik dan alat analisis baru yang diperlukan dalam menjalankan praktek profesi ke-teknik-industrian-nya.
d.         Mampu berkomunikasi dan bekerja-sama secara efektif.
e.          Memahami dan menyadari tanggung jawab profesi dan etika.

2.      Dilemma moral merupakan hal yang sering ditemui dalam menjalankan profesi keteknikan. Jelaskan cara penyelesaian dilemma moral menurut faham utilitarianisme! Berikan contoh kasus !
Jawaban: Dilemma moral adalah situasi sulit yang mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan dalam menentukan sikap dan perilaku.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari yaitu seseorang mendapatkan beberapa panggilan untuk melakukan interview kerja dan orang tersebut mengalami sebuah pertimbangan yang membingungkan untuk memilih pekerjaan yang terbaik buat orang tersebut.


3.      Jelaskan minimal 5 kasus yang terkait dengan pelanggaran etika profesi dalam bidang keteknikan termasuk jenis pelanggaran etika yang terjadi!
Jawaban:
a.       Seorang montir menggantikan suku cadang kendaraan dengan suku cadang palsu.
b.      Seorang pengerjaan proyek pembuatan jalan dengan cara mengecor menurunkan kualitas coran untuk mendapatkan keuntungan.
c.       Kementerian Kesehatan Prancis menyarankan 30.000 perempuan yang pernah melakukan cangkok payudara oleh Poly Implant Prothese (PIP), yang kini bangkrut, agar mengangkat silikon tersebut. Kemenkes Prancis  menyatakan meskipun tak ada bukti risiko kanker, namun benda itu dapat robek dan menimbulkan bahaya.
d.      Seorang karyawan yang membuat sebuah senjata yang dipasok untuk Negara tetapi malah di jual untuk orang umum.
e.       Lumpur Lapindo. Pada awalnya sumur tersebut direncanakan hingga kedalaman 8500 kaki (2590 meter) untuk mencapai formasi Kujung (batu gamping). Sumur tersebut akan dipasang selubung bor (casing ) yang ukurannya bervariasi sesuai dengan kedalaman untuk mengantisipasi potensi circulation loss(hilangnya lumpur dalam formasi) dan kick (masuknya fluida formasi tersebut ke dalam sumur) sebelum pengeboran menembus formasi Kujung.

4.      Jelaskan yang dimaksud dengan “toxic colonialism” dan hubungannya dengan etika lingkungan. Berikan contoh kasus!
Jawaban: toxic colonialism adalah sebuah limbah beracun dari sisa pembuangan dari kegiatan manusia.
Sebagai contoh tercemarnya sungai-sungai akibat pembuangan limbah dari pembuatan textile menyababkan ekosistem sungai terganggu.

5.      Jelaskan tentang keterkaitan antara Risiko dan kemajuan teknologi! Berikan contoh nyata! Bagaimana cara mengurangi risiko yang mungkin terjadi?
Jawaban:
Semakin berkembangnya sebuah kemajuan teknologi akan mempunya risiko dalam kemajuan teknologi tersebut.
Ada yang mengatakan bahwa lumpur Lapindo meluap karena kegiatan PT Lapindo di dekat lokasi itu.
Lapindo Brantas melakukan pengeboran sumur Banjar Panji-1 pada awal Maret 2006 dengan menggunakan perusahaan kontraktor pengeboran PT Medici Citra Nusantara. Kontrak itu diperoleh Medici atas nama Alton International Indonesia, Januari 2006, setelah menang tender pengeboran dari Lapindo senilai US$ 24 juta.
Pada awalnya sumur tersebut direncanakan hingga kedalaman 8500 kaki (2590 meter) untuk mencapai formasi Kujung (batu gamping). Sumur tersebut akan dipasang selubung bor (casing ) yang ukurannya bervariasi sesuai dengan kedalaman untuk mengantisipasi potensi circulation loss(hilangnya lumpur dalam formasi) dan kick (masuknya fluida formasi tersebut ke dalam sumur) sebelum pengeboran menembus formasi Kujung.
Sesuai dengan desain awalnya, Lapindo “sudah” memasang casing 30 inchi pada kedalaman 150 kaki, casing 20 inchi pada 1195 kaki, casing (liner) 16 inchi pada 2385 kaki dan casing 13-3/8 inchi pada 3580 kaki (Lapindo Press Rilis ke wartawan, 15 Juni 2006). Ketika Lapindo mengebor lapisan bumi dari kedalaman 3580 kaki sampai ke 9297 kaki, mereka “belum” memasang casing 9-5/8 inchi yang rencananya akan dipasang tepat di kedalaman batas antara formasi Kalibeng Bawah dengan Formasi Kujung (8500 kaki).
Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan kegiatan pemboran ini dengan membuat prognosis pengeboran yang salah. Mereka membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pemboran mereka di zona Rembang dengan target pemborannya adalah formasi Kujung. Padahal mereka membor di zona Kendeng yang tidak ada formasi Kujung-nya. Alhasil, mereka merencanakan memasang casing setelah menyentuh target yaitu batu gamping formasi Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama mengebor mereka tidak meng-casing lubang karena kegiatan pemboran masih berlangsung. Selama pemboran, lumpur overpressure (bertekanan tinggi) dari formasi Pucangan sudah berusaha menerobos (blow out) tetapi dapat di atasi dengan pompa lumpurnya Lapindo (Medici).
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/1/16/Ubo.jpg/250px-Ubo.jpg
http://bits.wikimedia.org/static-1.20wmf4/skins/common/images/magnify-clip.png
Underground Blowout (semburan liar bawah tanah)
Setelah kedalaman 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping. Lapindo mengira target formasi Kujung sudah tercapai, padahal mereka hanya menyentuh formasi Klitik. Batu gamping formasi Klitik sangat porous (bolong-bolong). Akibatnya lumpur yang digunakan untuk melawan lumpur formasi Pucangan hilang (masuk ke lubang di batu gamping formasi Klitik) atau circulation loss sehingga Lapindo kehilangan/kehabisan lumpur di permukaan.
Akibat dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur formasi Pucangan berusaha menerobos ke luar (terjadi kick). Mata bor berusaha ditarik tetapi terjepit sehingga dipotong. Sesuai prosedur standard, operasi pemboran dihentikan, perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup & segera dipompakan lumpur pemboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick. Kemungkinan yang terjadi, fluida formasi bertekanan tinggi sudah terlanjur naik ke atas sampai ke batas antara open-hole dengan selubung di permukaan (surface casing) 13 3/8 inchi. Di kedalaman tersebut, diperkirakan kondisi geologis tanah tidak stabil & kemungkinan banyak terdapat rekahan alami (natural fissures) yang bisa sampai ke permukaan. Karena tidak dapat melanjutkan perjalanannya terus ke atas melalui lubang sumur disebabkan BOP sudah ditutup, maka fluida formasi bertekanan tadi akan berusaha mencari jalan lain yang lebih mudah yaitu melewati rekahan alami tadi & berhasil. Inilah mengapasurface blowout terjadi di berbagai tempat di sekitar area sumur, bukan di sumur itu sendiri.
Perlu diketahui bahwa untuk operasi sebuah kegiatan pemboran MIGAS di Indonesia setiap tindakan harus seijin BP MIGAS, semua dokumen terutama tentang pemasangan casing sudah disetujui oleh BP MIGAS.
Dalam AAPG 2008 International Conference & Exhibition dilaksanakan di Cape Town International Conference Center, Afrika Selatan, tanggal 26-29 Oktober 2008, merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh American Association of Petroleum Geologists (AAPG) dihadiri oleh ahli geologi seluruh dunia, menghasilan pendapat ahli: 3 (tiga) ahli dari Indonesia mendukung GEMPA YOGYA sebagai penyebab, 42 (empat puluh dua) suara ahli menyatakan PEMBORAN sebagai penyebab, 13 (tiga belas) suara ahli menyatakan KOMBINASI Gempa dan Pemboran sebagai penyebab, dan 16 (enam belas suara) ahli menyatakan belum bisa mengambil opini. Laporan audit Badan Pemeriksa Keuangan tertanggal 29 Mei 2007 juga menemukan kesalahan-kesalahan teknis dalam proses pemboran.

Antisipasi kegagalan menghentikan semburan lumpur
Jika skenario penghentian lumpur terlambat atau gagal maka tanggul yang disediakan tidak akan mampu menyimpan lumpur panas sebesar 126,000 m3 per hari. Pilihan penyaluran lumpur panas yang tersedia pada pertengahan September 2006 hanya tinggal dua.Skenario ini dibuat kalau luapan lumpur adalah kesalahan manusia, seandainya luapan lumpur dianggap sebagai fenomena alam, maka skenario yang wajar adalah 'bagaimana mengalirkan lumpur kelaut' dan belajar bagaimana hidup dengan lumpur.
Pilihan pertama adalah meneruskan upaya penangangan lumpur di lokasi semburan dengan membangun waduk tambahan di sebelah tanggul-tanggul yang ada sekarang. Dengan sedikit upaya untuk menggali lahan ditempat yang akan dijadikan waduk tambahan tersebut agar daya tampungnya menjadi lebih besar. Masalahnya, untuk membebaskan lahan disekitar waduk diperlukan waktu, begitu juga untuk menyiapkan tanggul yang baru, sementara semburan lumpur secara terus menerus, dari hari ke hari, volumenya terus membesar.
Pilihan kedua adalah membuang langsung lumpur panas itu ke Kali Porong. Sebagai tempat penyimpanan lumpur, Kali Porong ibarat waduk yang telah tersedia, tanpa perlu digali, memiliki potensi volume penampungan lumpur panas yang cukup besar. Dengan kedalaman 10 meter di bagian tengah kali tersebut, bila separuhnya akan diisi lumpur panas Sidoardjo, maka potensi penyimpanan lumpur di Kali Porong sekitar 300,000 m3 setiap kilometernya. Dengan kata lain, kali Porong dapat membantu menyimpan lumpur sekitar 5 juta m3, atau akan memberikan tambahan waktu sampai lima bulan bila volume lumpur yang dipompakan ke Kali Porong tidak melebihi 50,000 m3 per hari. Bila yang akan dialirkan ke Kali Porong adalah keseluruhan lumpur yang menyembur sejak awal Oktober 2006, maka volume lumpur yang akan pindah ke Kali Porong mencapai 10 juta m3 pada bulan Desember 2006. Volume lumpur yang begitu besar membutuhkan frekuensi dan volume penggelontoran air dari Sungai Brantas yang tinggi, dan kegiatan pengerukan dasar sungai yang terus menerus, agar Kali Porong tidak berubah menjadi waduk lumpur. Sedangkan untuk mencegah pengembaraan koloida lumpur Sidoardjo di perairan Selat Madura,diperlukan upaya pengendapan dan stabilisasi lumpur tersebut di kawasan pantai Sidoardjo.
Para pakar yang melakukan simposium di ITS pada minggu kedua September, menyampaikan informasi bahwa kawasan pantai di Kabupaten Sidoardjo mengalami proses reklamasi pantai secara alamiah dalam beberapa dekade terakhir disebabkan oleh proses sedimentasi dan dinamika perairan Selat Madura. Setiap tahunnya, pantai Sidoardjo bertambah 40 meter. Sehingga upaya membentuk kawasan lahan basah di pantai yang terbuat dari lumpur panas Sidoardjo, merupakan hal yang selaras dengan proses alamiah reklamasi pantai yang sudah berjalan beberapa dekade terakhir.
Dengan mengumpulkan lumpur panas Sidoarjo ke tempat yang kemudian menjadi lahan basah yang akan ditanami oleh mangrove, lumpur tersebut dapat dicegah masuk ke Selat Madura sehingga tidak mengancam kehidupan nelayan tambak di kawasan pantai Sidoardjo dan nelayan penangkap ikan di Selat Madura. Pantai rawa baru yang akan menjadi lahan reklamasi tersebut dikembangkan menjadi hutan bakau yang lebat dan subur, yang bermanfaat bagi pemijahan ikan, daerah penyangga untuk pertambakan udang. Pantai baru dengan hutan bakau di atasnya dapat ditetapkan sebagai kawasan lindung yang menjadi sumber inspirasi dan sarana pendidikan bagi masyarakat terhadap pentingnya pelestarian kawasan pantai..
                        Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo
6.      Jelaskan peranan Insinyur terkait dengan kerusakan dan pelestarian lingkungan hidup! Berikan masing –masing contoh nyata.
Jawaban:
Insinyur sangat terkait dengan kerusakan yang terjadi dalam pembuatan sesuatu tetapi insiyur harus bisa juga melestarikan lingkungan hidup untuk masa depan. Sebagai contoh dalam penggalian sebuah tambang batu bara yang mengakibatkan kerusakan dalam lingkungan hal tersebut harusnya seorang insinyur bisa mengatasi dengan merehabilitasi tempat yang sudah di tambang.

Jumat, 18 Mei 2012

Line balancing


6.1    Pengertian Line Balancing
          Line balancing atau penyeimbang lintasan merupakan penyamaan waktu operasi berbagai pekerjaan pemesinan sehingga seimbang antara satu sama lain (Nasrullah, 1997). Line balancing berhubungan erat dengan produksi massal. Sejumlah perakitan dikelompokkan ke dalam beberapa pusat pekerjaan yang selanjutnya disebut sebagai stasiun kerja (Kusuma, 1999).
Lini produksi merupakan penempatan area-area kerja dimana operasi-operasi diatur secara berurutan dan material bergerak secara continue melalui operasi yang terangkai seimbang (Baroto, 2002). Menurut karakteristik proses produksi, lini produksi dibagi menjadi dua, yaitu:
1.    Lini fabrikasi, adalah lintasan produksi yang terdiri atas sejumlah operasi pekerjaan yang bersifat membentuk atau mengubah bentuk benda kerja.
2.    Lini perakitan, adalah lintasan produksi yang terdiri atas sejumlah operasi perakitan yang dikerjakan pada beberapa stasiun kerja dan digabungkan menjadi benda assembly atau subassembly.
         
6.1.1 Input Line Balancing
Apabila suatu stasiun bekerja di bawah kecepatan lintasan maka stasiun tersebut akan memiliki waktu menganggur. Tujuan akhir line balancing adalah memaksimalkan kecepatan di setiap stasiun kerja sehingga dicapai efisiensi kerja yang tinggi di setiap stasiun kerja. Kajian ini memiliki input yang diperlukan untuk merencanakan keseimbangan lintasan, yaitu (Kusuma, 1999):
1.   Suatu jaringan kerja yaitu terdiri atas rakitan simpul dan anak panah, yang menggambarkan urutan pekerjaan. Hal tersebut berarti bahwa urutan pekerjaan ini dimulai dan berakhir pada suatu simpul.
2.   Data waktu baku pekerjaan tiap operasi yang diturunkan dari perhitungan waktu baku pekerjaan operasi pekerjaan.
3.   Kecepatan lintasan yang diinginkan. Hal tersebut berarti bahwa kecepatan lintasan yang ingin dihasilkan dalam satu periode. Kendala akan muncul jika salah satu operasi memiliki kecepatan yang lebih rendah dari kecepatan lintasan yang diinginkan. Penyelesaian masalah tersebut dapat diatasi dengan dua alternatif pilihan yang ditempuh, yaitu
a.    Kecepatan lintasan yang diinginkan diturunkan berdasarkan waktu operasi yang terbesar. Konsekuensi dari kecepatan lintas aktual yang lebih besar dari kecepatan lintas yang diinginkan yaitu lintas pekerjaan tidak mungkin tepat waktu sesuai permintaan sehingga diperlukan penambahan shift kerja.
b.   Kecepatan operasi yang terlambat dinaikkan sehingga menjadi lebih besar. Caranya ialah dengan menambah jumlah operator per produk.
Kedua alternatif tersebut memiliki dampak terhadap ongkos produksi. Alternatif pertama meningkatkan ongkos lembur, sedangkan alternatif kedua menyebabkan ongkos rekrut dan peningkatan ongkos reguler. Line balancing memiliki suatu diagram yang menggambarkan urutan dari pekerjaan yaitu precedence diagram (Nasrullah, 1997).

6.1.2 Pengertian Lini Perakitan
Lini perakitan (assembly line) adalah sebuah lini produksi yang mana material atau bahan bergerak secara continue dalam tingkat rata-rata seragam pada seluruh urutan stasiun kerja dimana pekerjaan perakitan dilakukan. Lini perakitan akan menjadi bagian utama dari manufacturing dan operasi perakitan, walupun pekerjaannya mungkin digantikan oleh robot. Pengaturan kerja sepanjang lini perakitan akan bervariasi sesuai ukuran produk yang akan dirakit, kebutuhan proses pendahuluan, ketersediaan ruang, elemen pengerjaan, dan kondisi pengerjaan yang akan dikenakan pada job (Baroto, 2002). Adapun dua permasalahan penting dalam penyeimbangan lini adalah:
1.   Penyeimbangan antar stasiun kerja.
2.   Menjaga kelangsungan produksi didalam lini perakitan.

          Lingkaran pada diagram menyimbolkan operasi pemesinan. Angka di dalam lingkaran hanya menunjukkan nomor identifikasi, garis panah menunjukan aliran material dari suatu operasi ke operasi berikutnya. Angka di dekat lingkaran menunjukan waktu baku pemesinan (Nasrullah, 1997).
          Penyeimbangan waktu diperlukan dengan cara menggabungkan dua atau lebih operasi sedemikian rupa menjadi stasiun kerja sehingga waktu antar stasiun relatif sama. Panjang waktu operasi yang selama itu sebuah komponen berada pada sebuah stasiun adalah waktu siklus (cycle time) yang didapatkan dengan cara sebagai berikut (Nasrullah, 1997).
     …………………(6.1)
        Waktu yang dibutuhkan pada stasiun kerja melebihi waktu tersedia bagi suatu operator maka operator tambahan diperlukan pada stasiun tersebut. Secara teoritis jumlah minimum operator pada lintasan produksi yang sudah dikembangkan adalah sebagai berikut (Nasrullah, 1997).

          Line balancing juga memiliki beberapa batasan atau definisi istilah yang umum digunakan pada pembahasannya. Definisi istilah tersebut akan dijabarkan sebagai berikut (Purnomo, 2004).
a.    Elemen kerja
Elemen kerja yaitu pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu kegiatan perakitan.
b.   Stasiun kerja atau work station
Stasiun kerja yaitu lokasi-lokasi tempat elemen kerja dikerjakan.
c.    Waktu siklus atau cycle time
Waktu siklus yaitu waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit produk pada stasiun kerja.
d.   Waktu operasi
Waktu operasi yaitu waktu standar untuk menyelesaikan suatu operasi.
e.    Delay time atau idle time
Delay time yaitu selisih antara waktu siklus dengan waktu stasiun kerja. Delay time merupakan waktu menganggur yang terjadi di setiap stasiun kerja.
f.     Balance delay
Balance delay yaitu rasio antara waktu idle time dalam lini perakitan dengan waktu yang tersedia.
g.    Precedence diagram
Precedence diagram yaitu diagram yang menggambarkan urutan dan keterkaitan antar elemen kerja perakitan sebuah produk.

6.1.3 Metode-metode Dalam Keseimbangan Lini
Terdapat 3 metode dalam keseimbangan lini yang dapat digunakan dalam memecahkan suatu masalah keseimbangan. Berikut ini adalah 3 metode yang digunakan dalam keseimbangan lini (Subagyo, 1983):
1.   Metode heuristic, yaitu suatu metode yang berdasarkan pengalaman  (kualitatif) atau intuisi, yang terdiri atas:
a.  Largest Candidate
b.  Region Approach/killbridge and wester
c.  Al Arcu’s    
d.  Ranked Positional Weight/ Hegelson Birne
2.   Metode analitik atau matematis, yaitu metode berdasarkan perhitungan kualitatif dan yang termasuk metode ini adalah Branch and Bound.
3.   Metode
4.   simulasi, yaitu metode yang berdasarkan pengalaman (kuantitatif). Simulasi ini sendiri adalah duplikasi dari persoalan dalam kehidupan nyata ke dalam model matematika yang biasanya dilakukan dengan memakai komputer. Adapun yang termasuk ke dalam metode simulasi ialah:
  1. COMSOAL (Computer Method of Sequencing Operation far Assembly Lines)
  2. CALB (Computer Assembly Line or Aided Keseimbangan lini)
  3. ALBACA (Assembly Keseimbangan lini an Control Activity)

6.1.4 Tujuan Keseimbangan Lini
Tujuan line balancing adalah meningkatkan efisiensi tiap stasiun kerja dan menyeimbangkan lintasan sehingga seluruh stasiun kerja dalam lintasan bekerja dengan kecepatan yang optimal. Sampai saat ini belum ada metode yang mampu menghasilkan solusi optimal terkecuali dengan menggunakan simulasi komputer. Metode-metode yang telah dikembangkan hanya mendekati solusi optimal. Metode-metode yang digunakan antara lain adalah sebagai berikut (Kusuma, 1999).
1. Metode bobot posisi
Metode heuristik yang paling awal ialah metode bobot posisi. Metode ini diusulkan oleh W. B. Helgeson dan D. P. Birnie. Penjelasan dari metode ini adalah sebagai berikut (Kusuma, 1999).
a.    Hitung kecepatan lintasan yang diinginkan. Kecepatan lintasan aktual adalah kecepatan lintasan yang diinginkan atau kecepatan operasi paling lambat jika waktu operasi paling lambat lebih kecil dari lintasan yang diinginkan.
b.   Buat matriks keterdahuluan berdasarkan jaringan pekerjaan.
c.    Hitung bobot posisi tiap operasi yang dihitung berdasarkan jumlah waktu operasi tersebut dan operasi-operasi yang mengikutinya.
d.   Urutkan operasi mulai dari bobot posisi terbesar sampai dengan posisi terkecil.
e.    Lakukan pembebanan operasi pada stasiun kerja mulai dari operasi dengan bobot posisi terbesar sampai dengan bobot posisi terkecil dengan kriteria total waktu operasi lebih kecil dari kecepatan lintasan yang ditentukan.
f.     Hitung efisiensi rata-rata stasiun kerja yang terbentuk.
g.    Gunakan prosedur trial and error untuk mencari pembebanan yang menghasilkan efisiensi rata-rata lebih besar.
h.   Mengulangi langkah f dan g sampai tidak ditemukan lagi stasiun kerja yang memiliki efisiensi rata-rata yang lebih tinggi.
2. Metode wilayah (region approch)
    Metode ini telah dikembangkan oleh Bedworth untuk mengatasi kekurangan metode bobot posisi. Metode ini belum mampu memberikan solusi optimal, namun sudah cukup baik dan mendekati optimal. Prinsip metode ini berusaha membebankan terlebih dahulu operasi yang memiliki tanggung jawab keterdahuluan yang besar. Bedwort menyebutkan bahwa kegagalan metode bobot posisi mendahulukan operasi dengan waktu operasi terbesar daripada operasi dengan waktu operasi yang tidak terlalu besar, namun diikuti oleh banyak operasi lainnya. Langkah dasar metode wilayah adalah sebagai berikut (Kusuma, 1999).
a.    Hitung kecepatan lintasan yang diinginkan. Kecepatan lintasan adalah kecepatan produksi yang diinginkan atau kecepatan operasi yang paling lambat jika waktu operasi paling lambat lebih kecil dari kecepatan lintasan yang diinginkan.
b.   Bagi jaringan kerja ke dalam wilayah-wilayah dari kiri ke kanan.
c.    Urutkan pekerjaan mulai waktu operasi terbesar sampai dengan waktu operasi terkecil dari setiap wilayah.
d.   Bebankan pekerjaan dengan urutan sebagai berikut:
a)    Daerah paling kiri terlebih dahulu.
b)   Bebankan pekerjaan dengan waktu operasi terbesar pertama kali setiap antar wilayah.
c)    Memutuskan apakah utilisasi waktu telah dapat diterima pada akhir tiap pembebanan stasiun kerja. Apabila tidak, maka periksa seluruh pekerjaan yang memenuhi hubungan keterkaitan dengan operasi yang telah dibebankan.