Peta-peta Kerja. Routing Sheet. MPPC
1.1. Peta- peta kerja
Peta-peta kerja merupakan salah satu alat yang
sistematis dan jelas untuk berkomunikasi secara luas dan sekaligus melalui
peta-peta kerja ini bisa mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk
memperbaiki suatu metoda kerja (Sritomo, 1992).
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan secara secara
sistematis dan jelas (biasanya kerja produksi). Peta-peta kerja ini bisa
mengatahui langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai
masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku) kemudian menggambarkan semua langkah
yang dialaminya, seperti transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan
sampai akhirnya menjadi barang jadi, baik produk lengkap atau merupakan bagian
dari suatu produk lengkap atau merupakan bagian dari suatu produk lengkap
(Sutalaksana, 1979).
1.1.1 Lambang-lambang
yang digunakan pada peta kerja
Peta-peta
kerja yang biasa digunakan pada perusahaan dikembangkan oleh Gilberth yang
dibuat untuk membuat suatu peta kerja. Adapun lambang-lambang yang umum
digunakan adalah sebagai berikut (sritomo, 1992).
OPERASI
Kegiatan operasi terjadi apabila
suatu objek (material) akan mengalami perubahan sifat baik fisik maupun
kimiawi. Mengambil informasi maupun memberikan informasi pada suatu keadaan
juga termasuk operasi.
PEMERIKSAAN
Suatu kegiatan pemeriksaan
terjadi apabila benda kerja atau peralatan mengalami pemeriksaan baik untuk
segi kualitas maupun kuantitas. Lambang ini digunakan jika melakukan pemeriksaan
terhadap suatu objek atau membandingkan obyek tertentu dengan suatu standar.
TRANSPORTASI
Suatu kegiatan transportasi
terjadi apabila benda kerja, perkerja atau perlengkapan mengalami perpindahan
tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi.
MENUNGGU
Proses menunggu terjadi apabila
benda kerja, perkerja atau perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa selain
menunggu (biasanya sebentar). Kejadian ini menunjukan bahwa suatu objek
ditinggalkan untuk sementara tanpa pencatatan sampai di perlukan kembali.
PENYIMPANAN
Proses penyimpanan terjadi
apabila obyek yang disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Benda kerja
akan diambil kembali, biasanya memerlukan suatu prosedur perizinan tertentu
yang mengakibatkan suatu operator menunggu.
AKTIVITAS GABUNGAN
Kegiatan yang terjadi apabila
antara aktivitas operasi dan pemeriksaan dilakukan kebersamaan atau dilakukan
pada suatu tempat kerja.
1.1.2 Peta
Proses Operasi (Operation Process Chart)
Peta proses Operasi adalah peta kerja yang yang mencoba menggambarkan
urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut menjadi elemen-elemen
operasi secara detail. Tahapan proses operasi kerja harus diuraikan secara
logis dan sistematis (Sutalaksana, 1979).
OPC (Operation Process Chart) juga menjelaskan langkah-langkah
kronologis dari semua operasi inspeksi, waktu longgar dan bahan baku yang
digunakan di dalam suatu proses manufacturing. Serta pula dapat diketahui awal
mula datangnya bahan baku sampai ke proses pengepakkan (packaging). Peta aliran proses memiliki beberapa kegunanaan dan
informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi. Kegunaan
peta proses operasi adalah sebagai berikut (Mercubuana, 2012).
a.
Menunjukkan operasi yang harus dilakukan untuk tiap
komponen.
b. Menunjukkan urutan operasi pada tiap
komponen.
c. Menunjukkan urutan fabrikasi dan rakitan
dari tiap komponen.
d. Menunjukkan hubungan antar komponen.
e. Menunjukkan sifat pola aliran bahan.
f. Untuk mengetahui kebutuhan akan mesin dan
penganggarannya.
g. Memperkirakan kebutuhan akan bahan baku.
h. Sebagai alat untuk menentukan tata letak
pabrik.
i.
Sebagai
alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai.
j.
Mengkombinasikan
lintasan produksi dan peta rakitan sehingga memberi informasi yang lebih
lengkap.
k. Menunjukkan sifat masalah penanganan
bahan.
l.
Menunjukkan
kesulitan yang mungkin timbul dalam aliran produksi
m. Menunjukkan konsistensi mesin, peralatan
dan pekerja.
n. Membedakan antara komponen yang dibuat
dengan komponen yang dibeli.
o. Membantu perencanaan tempat kerja mandiri.
p. Menunjukkan titik tempat komponen memasuki
proses.
Prinsip-prinsip pembuatan peta aliran proses yang berguna untuk
menggambarkan peta proses operasi dengan baik. Terdapat beberapa prinsip yang
perlu diikuti sebagai berikut (Scribd, 2011).
a.
Pertama-tama pada baris paling atas dinyatakan
kepalanya “Peta Proses Operasi” yang diikuti oleh indentifikasi lain, seperti:
nama objek, nama pembuatan peta, tanggal dipetakan cara lama atau cara
sekarang, nomor peta dan nomor gambar.
b.
Material yang akan diproses diletakan diatas garis
horizontal yang menunjukan bahwa material tersebut masuk kedalam proses.
c.
Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal secara
berurutan yang menunjukan terjadinya perubahan proses untuk setiap simbolnya.
d.
Penomoran terhadap kegiatan operasi diberikan secara
berurutan sesuai dengan urutan operasi yang diperlukan untuk pembuatan produk
tersebut atau sesuai proses yang terjadi.
e.
Agar diperoleh gambar peta proses operasi yang baik,
maka produk yang paling banyak memerlukan proses operasi harus dipetakan
terlebih dahulu dan digambarkan pada garis vertikal paling kanan sendiri.
1.1.3 Peta Aliran Proses ( Flow Process Chart)
Suatu diagram yang menunjukan urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan,
transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau
prosedur berlangsung, serta didalamnya memuat pula informasi-informasi yang
diperlukan untuk analisis waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahaan. Peta
aliran proses dan peta proses operasi memiliki perbedaan dalam peta keseluruhan.
Berikut ini perbedaan yang terdapat pada peta aliran proses dan peta proses
operasi (Mercubuana,2012).
a.
Peta aliran proses memperlihatkan semua
aktivitas-aktivitas dasar, termasuk transportasi, menunggu dan menyimpan.
Sedangkan pada proses peta proses operasi, terbatas pada operasi dan
pemeriksaan saja.
b.
Pada aliran proses menganalisis setiap komponen yang
diproses secara lebih lengkap disbanding dengan Peta Proses Operasi,
memungkinkan untuk digunakan setiap proses atau prosedur, baik dipabrik atau
kantor.
Kegunaan Peta
Aliran Kerja dalam sebuah perusahaan maupun pabrik sangat membantu dalam proses
pekerjaan, yaitu (Mercubuana,
2012).
a.
Bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan atau
aktivitas orang mulai awal masuk dalam suatu proses atau prosedur sampai
aktivitas akhir.
b.
Peta ini bisa memberikan informasi mengenai waktu
penyelesaian suatu proses atau prosedur.
c.
Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang
dialami bahan atau dilakukan oleh orang selama proses atau prosedur
berlangsung.
d.
Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses
atau metoda kerja.
1.2
Pengertian Routing sheet
Menurut Apple (1990) routing sheet merupakan
langkah-langkah yang dicakup dalam memproduksi komponen tertentu dan rincian
yang perlu diketahui dari hal-hal yang saling berkaitan satu sama lain. Sebuah routing sheet menujukan secara detail
mengenai operasi yang dibutuhkan untuk sebuah bagian dalam sebuah produksi. Hal
ini memungkinkan juga untuk mengatur waktu untuk setiap operasi dan setiap
mesin. Routing sheet bermanfaat yaitu
menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan untuk operasi, menghitung jumlah
komponen yang harus dipersiapkan dalam usaha memperoleh jumlah produk yang
diinginkan, mengetahui kapasitas mesin atau peralatan dan efesiensi departermen
atau pabrik.
Routing sheet ini dilaksanakan
untuk memperlancar dan mempermudah jalanya produksi yang ada. Tujuan routing sheet sebagai berikut (Petra, 2012):
a.
Sebagai patokan alur kerja suatu komponen secara
lengkap (dari persiapan awal produk sampai pengemasaan).
b.
Sebagai patokan atau target waktu proses suatu komponen
pada setiap mesin.
c.
Mempermudah jalannya proses produksi yang ada.
d.
Mendisiplinkan atau membiasakan operator agar dapat
bekerja secara teratur dan cepat sesuai dengan apa yang direncanakan.
e.
Pelaksanaan produksi sesuai dengan prioritas dan jumlah
produksi.
Berdasarkan dari hasil tujuan dimana
routing sheet ini pula memiliki informasi yang cukup berarti. Informasi dalam Routing Sheet (pengurutan produksi) adalah sebagai berikut
(Mercubuana, 2012):
1.
Dapat
mengetahui Nama dan jumlah komponen
2. Dapat mengetahui Jumlah dan urutan operasi
3. Dapat mengetahui Nama operasi
4. Dapat mengetahui Keterangan operasi
5. Dapat mengetahui Nama dan jumlah mesin
6. Dapat mengetahui Jumlah dan besar perkakas
serta alat bantu lain
7. Dapat mengetahui Jumlah departemen
8. Dapat mengetahui Kebakuan produksi
9. Dapat mengetahui Jumlah operator
10. Dapat mengetahui Kebutuhan ruang
11. Dapat mengetahui Kecepatan dan ingsut
12. Dapat mengetahui Tanggal efektif
13. Dapat mengetahui Klasifikasi buruh
14. Dapat mengetahui Bahan baku
1.3 Pengertian
Multi Product Proses Chart (MPPC)
Multi Product Proses Chart (MPPC)
Merupakan suatu peta yang digunakan untuk menganalisa aliran barang dalam
pabrik yang sudah ada maupun untuk perencanaan pabrik baru dan mempunyai
keterkaitan dengan peta proses operasi. Fungsi dari peta ini yaitu untuk
menunjukan keterkaitan produksi antar komponen atau antar produk mandiri, bahan,
bagian, pekerjan, atau kegitatan. (Mercubuana, 2012)
Tujuan dari pembuatan Multi Product Proses Chart (MPPC) yaitu untuk dapat memahami aliran proses
produksi suatu produk secara keseluruhan beserta dengan total waktu
pengoperasian mesin yang digunakan. Berdasarkan Multi Product Proses Chart (MPPC) tersebut
akan dipelajari dan dianalisis dua hal yang memiliki pengaruh yang cukup
signifikasi dalam perencanaan tata letak seperti (Sritomo,2003):
a.
Aliran balik dimana dalam hal ini ditunjukan dengan
adanya aliran balik akibat fasilitas produksi tidak di tempatkan sesuai dengan
urutan proses. Aliran balik dalamproses perencanaan tata letak merupakan
indikator penting karena hal tersebut akan menunjukan langkah pemindahan
material yang sama sekali tidak efisien.
b.
Pengelompokan pola aliran yaitu pengelompokan komponen
yang memiliki urutan proses pengerjaan dan menggunakan mesin yang sama. Hal ini
akan penting dalam penyusunan tata letak berdasarkan pengelompokan proses
produksi.
Sumber:
Sumber:
Apple, James M. Tata
Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi ketiga. Bandung:ITB.1990
Sutalaksana,
Iftikar Z 1979. teknik tata cara kerja.
Institut Teknologi Bandung: Bandung.
Wignjosoebroto, Sritomo. 1992. Pengantar Teknik
& Manajemen Industri. Surabaya: Guna Widya.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan
Bahan. Edisi
ketiga. Surabaya: Prima
Printing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar